Photobox (Sebuah Cerpen)

Sumber: dokumentasi pribadi “Ayo cepet! Keburu hujannya makin deras!” Tanpa bicara, Citra dengan cekatan meraih tangan Endra yang melangkah cepat di depannya. Setelah melewati beberapa kubangan, akhirnya mereka berhasil berdiri di bawah naungan atap toko kelontong. “Kayanya nggak jadi lagi deh ini ya?” mata Citra harap-harap cemas menatap Endra. Seolah memberi kode bahwa Endra harus tetap optimis agar semangat Citra tidak pupus. Endra melihat Citra sekilas kemudian melihat ke arah jam tangannya. “Dilihat aja dulu,” Siang tadi Citra merengek ketiga kalinya untuk photobox bersama Endra. Sudah dua kali ia meminta agar Endra datang tepat waktu saat kencan. Sayangnya si Endra selalu datang terlambat. Jangan salahkan jalanan kota yang macet, tapi sistem jadwal yang molor sudah mendarah daging dalam tubuh Endra. Hal itulah yang membuat mereka berdua gagal photobox dua kali. Sore itu, Citra sudah optimis kalau Endra bisa pulang kerja tepat waktu dan segera menjemputnya. Tap...