Mengenai Pengalaman Pertama atau Mencoba Hal Baru

Seseorang pernah berkomentar "It seems so awesome."

Saya menjawab, "Yeah, but also nerveous, ma’am"

Beliau kemudian menjawab, "New experience always fruitfull..  believe me.."


sumber: dokumentasi pribadi


    Kalimat yang disampaikan oleh beliau masih terngiang di kepala saya bahkan hingga saya menulis opini ini. Pengalaman pertama memang nano-nano. Ada manis, kecut, asing, tak jarang juga ada rasa pahit. Itulah mengapa saya senang dengan sesuatu yang pertama.

    Sebagai contoh, pengalaman naik kendaraan umum pertama kali. Pada saat tangan saya harus melambai sebagai tanda saya adalah calon penumpang, rasa takut dan canggung saya begitu besar. Tapi ketika saya berhasil melewati itu, maka rasanya ibarat kertas yang tenganya berlubang. Plong...

    Pengalaman lainnya, ketika saya mendapat pesanan barang untuk pertama kali melalui toko online. Awalnya saya begitu senang namun saya ingat saya harus mengantar paket ini ke ekspedisi. Teman saya yang sudah memiliki pengalaman mengenai online shop menyarankan saya untuk menggunakan sistem pick up. Maksudnya yaitu kurir akan mengambil paket di penjual. Sayangnya otak saya yang 'sok ngide' ini malah menekan pilihan antar ke konter. Akhirnya saya mencoba cara yang ada di laman toko online. Hasilnya? Zonk. Oke, tidak masalah. Saya kemudian mencari gerai terdekat pada laman situs ekspedisi tersebut. Di sana ada 5 gerai mitra ekspedisi. Siang itu, saya berangkat mendatangi tiap gerai. Saya urutkan dari yang terdekat dari lokasi saya. Hasilnya? Kelimanya zonk. Saya ketawa. Lalu saya teringat perkataan dosen saya, "New experience always fruitfull". Baiklah, saya membulatkan tekad untuk tidak menyerah. Saya memutuskan kembali ke kos untuk menghubungi customer service ekspedisi dan menjelaskan permasalahan saya secara detail. CS kemudian memberi dua pilihan: tetap datang ke drop point atau ganti sistem pick up. Akhirnya saya memilih pergi ke alamat drop point yang tidak ada di  situs mereka. Sedikit jauh tapi ya sudahlah yaaa. (Daripada paketnya telat sampai)

    Saya sudah deg-degan, awas-awas saya mendapatkan zonk lagi. Sesampainya di lokasi, saya memastikan dengan bertanya pada seorang ibu yang duduk di depan komputer, "Betul ini drop point ekspedisi X?" dan beliau menjawab betul. Ah, puji Tuhan, saya tidak mendapat zonk lagi. Lega rasanya.

    Pengalaman baru atau pertama memang tidak selalu menyenangkan. Kadang saya malah merasa seperti menjadi kelinci percobaan, tapi perasaan setelah melewati hal yang pertama/baru tersebut harganya begitu mahal. Saya katakan mahal karena tidak semua orang berani membayar perasaan ini dengan keberanian mereka. Jadi, meskipun proses dan hasilnya tidak selalu mulus tapi menjadi orang pertama adalah contoh bagi orang-orang setelah kita. Sebagai pemuda, jangan takut mencoba hal baru atau menjadi orang pertama. Semangat!

Ps: terima kasih, Bu Mila, atas semangat dan motivasinya selama ini. <3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku (Cerpen)

Rani, Manusia Ajaib yang Tidak Bisa Menangis (Cerpen)

Antologi Puisi (Bagian 5)