Memaafkan Itu Tidak Sulit

Halo semuanya. Apa kabar? Semoga kabar baik.

    Apakah kalian pernah merasa kesulitan ketika ingin memaafkan seseorang?
Bahkan aku sudah minta maaf dulu walau aku ngga salah, tapi malah dia yang sewot. Dia yang salah, dia yang marah. Tidak dipungkiri bahwa penerapan 'maaf' memang amat susah, tapi kita sebagai anak Tuhan diajarkan untuk saling mengasihi, bukan? Baiklah, aku akan membagikan beberapa tips untuk kalian yang sedang dalam proses belajar memaafkan.

Berjabat tangan tanda saling memaafkan (Foto: Pinterest)

Beri sedikit jeda pada hubungan kalian
    Memberi jeda sama halnya memberi angin segar pada hubungan kalian yang sedang mengeruh. Menjauh bukan berarti menjadi musuh, menjauh di sini bukan berarti selamanya. Kenapa harus menjauh? Beberapa orang memiliki sifat "baper-an". Baper adalah sifat yang memiliki banyak dampak negatif: setiap kamu teringat sesuatu, kamu akan jadi sensitif, mudah marah, bahkan menangis. Mudah marah dan menangis dapat menganggu mentalitas dan juga kesehatan. Pasti sering lihat, kan, ada orang yang mudah sakit karena memiliki banyak masalah, apalagi kalau masalahnya berhubungan dengan orang lain? Maka dari itu, kamu harus tahu, kamu tipe manusia yang baper-an atau tidak. Menjauh dengan totalitas tapi jangan terkesan membenci ya, jangan membuat kontak dengan dia untuk sementara waktu, hide story whatsapp nya, jangan membuat jadwal bertemu apalagi hanya empat mata. Percaya yang kamu lakukan adalah untuk kebaikan mental kalian berdua. Lakukan ini sampai kamu bisa berpikir dingin dan tenang-siap, tapi kalau kamu merasa siap menghadapi segala konsekuensi dari si dia, kamu bisa skip bagian ini, ya! :) 

Keep calm, do positive and me time
    Misal kamu tidak ingin memberi jeda pada dirimu sendiri, berilah jeda untuk si dia. Biarkan dia menenangkan hati. Sementara itu, kamu juga bisa menenangkan diri. Caranya adalah melakukan sesuatu yang positif, melakukan kegiatan yang belum pernah kamu coba, dan lakukan hal-hal yang kamu senangi. Mengurangi intensitas bermain media sosial dengan membaca buku, maraton film, mendengarkan lagu, atau short escape (berlibur) adalah referensi me time untuk kamu.
    Mungkin kamu stres, kamu sedih, tapi jangan sampai berkegiatan yang merugikan diri kamu sendiri, ya! Jangan mengonsumsi narkoba, mabuk, atau mengikuti komunitas yang menyimpang. Bukannya mendapat ketenangan malah kamu akan terjebak pada masalah baru.

Berkontemplasi dengan melihat masalah dari dua sudut pandang
    Sudah merasa lebih baik? Ini waktunya kamu bertumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. 
Dewasa berarti kamu tidak menjadi pribadi yang egois. Belajar memahami kebutuhan atau masalah dari dua belah pihak adalah pemikiran pribadi yang dewasa. Jadilah netral!
    Coba kamu ingat kembali, apa yang menjadi akar permasalahan kalian. Coba tanyakan ini pada dirimu, Bila aku jadi dia, kira-kira kenapa aku bisa marah dan bertindak seperti itu?
    Analisis pribadi dengan mencari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi bisa kamu lakukan sendiri dengan menulis poin-poin hasil refleksi. Kamu juga bisa bertanya pada orang terdekatnya terkait alasan dia bersikap seperti itu. 

Minta petunjuk pada Tuhan
    Manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan. Ketika kamu tahu memaafkan itu sulit, kamu bisa berdoa pada Tuhan, apa yang harus kamu lakukan untuk menghadapi sikap dia? Tuhan tak pernah anggap remeh masalahmu, teman.
    Kamu bisa meminta ampun terlebih dahulu atas kelemahanmu terkait menghadapi masalah ini, kamudian berdoa-lah dengan membawa pergumulanmu. Jangan lupa untuk meminta hati yang murah kasih agar dapat memaafkan dan mengasihi.

Semua masalah adalah guru dalam kehidupan
    Segala hal yang kamu hadapi tidak lepas dari izin Sang Kuasa. Semua masalah yang kamu hadapi akan membawa suatu pelajaran yang mendewasakanmu. Sekarang, kamu harus bisa menunjukkan pribadi yang positif. Bila kamu menganggap sekitarmu adalah aura negatif, jadilah positif untuk mengusir segala energi negatif. Tidak mudah, tapi setidaknya kamu berjuang-berusaha. Cobalah mencari hikmah dari adanya masalah ini. Ingat, keep calm!
 
Mengalah untuk menang
    Siapa bilang minta maaf hanya dilakukan oleh orang-orang yang bersalah? Tidak dapat dipungkiri banyak orang yang bersalah tidak sadar bahwa dia salah. Tunjukkan sisi dewasamu yang murah kasih, kasihilah musuhmu, karena kamu adalah ciptaan dari Sang Maha Pengasih. Gengsi ya? Wajar, tapi apa kalian mau semua orang di dunia menjadi sama sepertimu? Tidak ada maaf? No, no, no. Jika kamu berhasil mengalahkan egomu sendiri, selamat! Kamu berhasil menaikkan kualitas kepribadianmu. 

Emosi? Maaf, itu hanya untuk anak kecil
    Hal yang dapat dimaklumi bila kita tiba-tiba kembali terpancing emosi ketika kita merasa semua sudah menjadi lebih baik. Bila kamu mulai terpancing emosi, segeralah sadar. Jangan turunkan lagi kualitasmu. Jadilah bijak dengan bersikap tegas pada dirimu sendiri. Dengarkan hal-hal yang masuk akal, abaikan pembicaraan yang kekanak-kanakan. Kalau kamu terpancing dan kamu mengikuti emosimu, berarti kamu kalah. Tapi aku percaya kamu adalah pemenang-penyebar kasih.

Happy trying! :)

Keep in touch:
Instagram: margarettapuspadewi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku (Cerpen)

Rani, Manusia Ajaib yang Tidak Bisa Menangis (Cerpen)

Antologi Puisi (Bagian 5)