Antologi Puisi (Bagian 2)

Halo semuanya! Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kalian dalam keadaan sehat.
Hari ini aku ingin mengunggah koleksi puisi pribadi. Semoga kalian menikmatinya!

Sendiri

Oleh Margaretta PD

Sendiri ku merasa bebas
Tak ada satupun yang mengekang
Tiada manusia yang dapat ku percaya
Jadi aku sendiri

Sendiri
Menangis dalam diam
Merenung dalam asa
Tiada satupun yang tahu
"Mereka hanya menduga tanpa tahu sebenarnya"

Sendiri
Mereka terlalu egois
Dengan imajinasi mereka sendiri
Memaksakan kehendaknya
Tanpa tahu suatu batas yang telah ditentukan

Anak Bungsu

Oleh Margaretta PD

Anak terakhir
Anak paling
Paling disayang atau dibenci ?
Apa hakmu bungsu ?
Belum tentu kamu diinginkan !
Cinderella di dunia nyata, um ?
Saya tidak berkata itu benar atau salah
Orangtuanya lah jawabannya
Mau memperlakukan sebagaimana.. 

Hilangnya Sebuah Proses
Oleh Margaretta PD

Sedikit cerita membawa luka
Mereka tidak ada waktu
Mereka tak berusaha
Meluangkan secuil waktu untuk si kertas putih
Setiap kali seluruh sepatu berkumpul
Pastilah suara petir yang terdengar
Hingga tak terasa, rutinitas itu berangsur menjadi kebiasaan
Kebiasaan yang tertanam moral
Apa mereka sadar tentangnya ? Oh tidak!
Yang mereka tahu hanyalah..
Berusaha mengimrpovisasi kertas putih itu menjadi indah, tanpa tahu betapa banyak goresan yang perlahan membuatnya rapuh...


Rekanku.
Oleh Margaretta PD

Kamu..
Pria pembawa tawa
Penyejuk hati disaat sedih
Penyemangat disaat rapuh
Walau aku tahu, tak setiap detik bersamamu itu menyenangkan
Ada saatnya, aku juga menangis sendu karenamu
Aku, kamu, tentu saja miliki kesibukan masing-masing
Selalu ada jeda ruang dan waktu di antara kita
Namun juga selalu ada rindu yang meringkuk di setiap jeda yang pernah terlewati 

Mohon cantumkan sumber sebagai apresiasi kepada penulis bila karya digunakan. Terima kasih, Tuhan memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku (Cerpen)

Rani, Manusia Ajaib yang Tidak Bisa Menangis (Cerpen)

Antologi Puisi (Bagian 5)