KENAPA DESA PANGLIPURAN MENARIK?



(foto: dokumentasi pribadi)

Desa Panglipuran adalah salah satu desa adat yang terkenal di Bali. Berlokasi di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Lokasinya di pegunungan sehingga membuat desa ini tetap terasa sejuk walaupun saat siang hari dengan mentari yang menyengat. Hal menarik yang berkesan bagi saya saat di desa Panglipuran adalah, pertama, dari hawa desa nya yang sangat sejuk. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, hal ini merupakan dampak dari lokasi desa yang berada di kawasan dataran tinggi. Hal yang berikutnya adalah dari  lingkungan desa, pertama kali memasuki desa ini, mata saya tidak menemukan satu pun sampah yang tercecer, dan suasananya yang sangat kental dengan pedesaan asli. Hal ini sangat menarik bagi saya karena di tempat tinggal saya jarang menemukan desa yang suasananya masih tradisional, selain itu saya bisa merasakan lokasi shooting ftv yang biasanya tayang di salah satu stasiun tv di Indonesia. Di desa ini selain masih banyak sawah terbentang, hampir di setiap rumah melakukan kegiatan berdagang dari makanan, tas, pakaian, aksesoris, jamu khas desa Panglipuran, dan lain-lain. Hal tersebut mungkin terdengar biasa saja, yang menjadi menarik adalah harga yang ditawarkan sangat jauh dari harga pasaran. Seperti contoh, tas bulat rajut yang terbuat dari rotan, di toko besar yang terdapat di kota (Bali) harganya berkisar Rp.130.000-Rp.250.000, bahkan di Bandung harga nya bisa menyentuh nominal Rp. 300.000, tapi di Desa Panglipuran harganya hanya berkisar Rp.60.000-Rp.120.000 saja. Selain itu, bentuk rumah di desa ini mirip antara satu dengan yang lain. Dengan gapura di depan dan bentuk rumah sederhana. Pada bagian teras (depan rumah) digunakan untuk tempat berdagang. Desa ini seperti perumahan tradisional yang sungguh unik. Karenanya, lokasi ini sering dijadikan spot foto. Latar belakang yang kental dengan tradisi Bali menjadikan fotomu estetik! Hampir terlewat, masyarakat setempat masih sangat menjunjung tinggi bahasa lokal dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa warga desa Panglipuran memiliki rasa cinta terhadap budaya dan bahasa lokal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku (Cerpen)

Rani, Manusia Ajaib yang Tidak Bisa Menangis (Cerpen)

Antologi Puisi (Bagian 5)