Antologi Puisi (Bagian 5)
Halooo, sudah lama, nih, aku nggak update tentang puisi. Hehe.
Malam ini lagi hujan, lagi mood banget buat unggah puisi-puisi di gawaiku (biar tidak sekadar jadi draft, xixi).
Langsung aja ke puisinya..
Pertanyaan
Bila jalan berakhir buntu
Lalu mengapa gerbang indah yang kau suguh?
1 November 2020
Mimpi
Tinggimu sepadan langit
Raih bisa dengan tulang terberai
gapai aku di dasar bumi
Bertemu kita di ujung pagi.
Berpijak tanah saling bertaut,
berbincang gurai di akhir hari-
sambil minum secangkir kopi.
Ah..
Ternyata semua ini hanya mimpi.
Hahahaha.
30 Oktober 2020
22.54 WIB
Boleh Kusebut Kau 'Amin'?
Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi)
Kubiarkan semua sempat jadi terbang
Asal jangan yang satu ini.
Kubiarkan semua romansa hanyut bersama air
Asal jangan yang satu ini.
Jutaan air yang jatuh dari pelupuk mata tak buatku jengah
Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi)!
Kau jadikan aku tawanan
Tak masalah, selama kamu yang menahan.
Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi)!
Kubiarkan hatiku jatuh lagi, pecah lagi.
Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi)!
Biar supermarket jadi saksi.
Dibawah payung sore yang teduh
ditemani dua botol fruit tea anggur sembari kau melepaskan asap rokokmu.
Begitu emosional dan terburu-buru.
1 Oktober 2020
Kisah Mekar yang Tak Sempurna
Kaos kumal bergambar tikus
Orang sebut itu Mickey Mouse.
Ia kenakan di mendung kelabu
Sore Rabu itu.
Dua setengah tahun bersama
Tanpa ada percakapan
Berkabar via maya
Gaya khas bocah berhubungan
Adu pandang tapi malu
Berlagak acuh tapi slalu rindu.
Hahaha.
Kini kita di bangku yang sama:
Sekolah menengah pertama.
Ingatkah kau dengan banyak drama?
Pesan singkat yang terbaca Bapak
Ah, lucunya.
Tapi begitulah kerjanya
Semesta memotong dengan lambat—
kisah awal percintaan.
Kau berakting, menyamar.
Seolah tidak terjadi apa-apa.
Bercumbu dengan lain wanita,
Sakit hati yang pertama.
28 Maret 2020
Kisah cinta pertama bersama-
Komentar
Posting Komentar