TIPS JAGO REPORTASE, WAWANCARA, DAN PRESENTER (Bagian 1)

Halo semuanya! Bagaimana kabarnya? Semoga sehat ya.
Kali ini aku mau cerita sekaligus berbagi tips-tips terkait reportase, wawancara, dan menjadi presenter.
Pada Sabtu, 6 Juni 2020, aku mengikuti webinar 5 Jam Bisa Jadi Presenter Berita TV yang diadakan oleh Probest School. Webinar tersebut diisi oleh tiga narasumber yaitu, Tiara Harahap (dari kanal TV ONE), Laras Putri (kanal NET TV), dan Anton Pradana (kanal Indosiar). Webinar tersebut dimulai pukul 09.00-14.00 WIB.
Sesi pertama yaitu sesi dengan topik reportase. Sesi ini disampaikan dengan baik oleh kak Tiara Harahap sebagai narasumber. Dalam sesi ini, kak Tiara lebih ke pembawaan yang santai dan lebih ke arah sharing. Selama satu jam ia berbagi pengalaman terkait proses meniti karir dari masa kuliah hingga mendalami profesinya saat ini yaitu reporter di kanal TV ONE.

(foto: instagram/tiaraharahap)
Ilmu yang didapat selama sesi 1 akan aku buat menjadi poin-poin agar lebih mudah dipahami:
Ø  Tipe reportase
1. Membuat naskah-menghafal utuh
2. Membuat poin-menghafal dan mengembangkan
3. Observasi di lokasi kejadian-improvisasi

Ø  Persiapan reportase
1. Memahami topik yang akan dibawakan
2. Menentukan narasumber atau sumber berita (lainnya)
3. Membuat rencana
4. Mempersiapkan peralatan reportase

Ø  Perencanaan liputan
1. Membaca atau mencari tahu (review) kejadian di hari kemarin. Hal ini sangat berfungsi bila masih ada waktu tapi sudah tidak ada materi baru yang dibawakan. Cara menyiasatinya dengan membandingkan situasi di hari kemarin dan di hari ini.
2. Menentukan sudut pandang berita. Berita yang baik adalah berita yang memiliki referensi sumber terpercaya dari beberapa pihak. Sebagai contoh, berita PSBB, berita tersebut harus disoroti dari dua sudut pandang yaitu dari masyarakat dan pemerintah.
3. Koordinasi dengn CP (cameramen personal). Reportase merupakan kegiatan mandiri yang biasanya hanya dilakukan oleh reporter dan CP, maka dari itu sebelum mengambil gambar utama (berita) ada baiknya untuk menentukan visual yang tepat, yang harus diambil oleh CP sebagai pembuka berita.

Ø  Karakter yang perlu dikembangkan oleh seorang reporter
1. Keingintahuan. Reporter yang baik adalah reporter yang memiliki wawasan yang luas. Wawasan luas dapat timbul dari rasa penasaran kemudian mencari tahu melalui literasi. Rasa keingintahuan juga sangat berfungsi pada saat wawancara narasumber. Hal itu agar suasana wawancara lebih hidup dan aktif.
2. Kepekaan atas fakta. Seorang reportase harus memiliki sudut pandang sendiri terhadap sebuah berita. Khususnya reportase kanal TV, semua reporter berlomba-lomba menyajikan satu berita yang sama namun dikemas secara berbeda. Maka dari itu, seorang reporter harus bisa menemukan hal unik, yang nantinya hal tersebut menjadi sorotan yang membedakan berita yang dibawa dengan berita yang dibawakan reportase lain.
3. Disiplin verifikasi. Bagian ini meliputi cek nama, isi, ejaan, angka, akurasi, dan kebenaran informasi. Untuk memudahkan bagian ini, disarankan agar reporter mencari bahan literasi sebanyak-banyaknya.
4. Senang menulis dan berbicara. Seorang reporter mengandalkan keterampilan menulis dan berbicara. Maka dari itu sebelum terjun ke lapangan, seorang calon reporter harus mengasah terlebih dahulu dua keterampilan tersebut.

Ø  Tips untuk calon reporter
1. Latian membuat naskah berita. Latihan tersebut dilatih secara bertahap bertolok ukur waktu penulisan. Berlatihlah menulis hingga dapat menulis naskah lengkap yang baik dengan durasi sesingkat-singkatnya.
2. Latihan membaca berita dengan volume keras. Seorang reportase lapangan diharuskan dapat menyampaikan berita dengan jelas. Karenanya, reporter harus dapat berbicara dengan volume tinggi namun tetap memperhatikan pelafalan, intonasi, dan tempo.
3. Fokus untuk melihat kamera. Pada saat reportase di lapangan akan banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan, dan kebanyakan akan mengganggu konsentrasi berbicara. Latihlah diri untuk fokus selalu melihat kamera untuk meminimalisir gagal fokus. Latihan ini sekaligus mengontrol gerak tubuh (gesture).
4. Perbanyak literasi. Berhubungan dengan poin 1-3, seorang calon reporter harus sering membaca berita, mendengar voice over, dan memiliki referensi media. Referensi media ini bisa digunakan kiblat saat berlatih.
5. Latihan reportase sambil mendengarkan lagu atau di tengah keramaian. Hal ini sangat bermanfaat pada saat reportase di lapangan. Reportase dituntut untuk konsentrasi penuh walaupun kondisi lapangan sangat berisik dan juga ada suara-suara dari studio (melalui earphone).
6.  Seorang reporter harus bisa mengoperasikan kamera. Kita tidak akan pernah tau akan seperti apa kondisi lapangan. Untuk berjaga-jaga, seorang reporter juga harus bisa melakukan pengambilan gambar sewaktu-waktu si CP pergi (ke toilet, atau melakukan hal lain di luar rencana).
Ø  Tips menghilangkan gugup (nerveous)
1. Introvert: Ambil beberapa waktu sebelum melakukan reportase untuk diam dan membayangkan rencana reportase di lapangan. Lalu cobalan untuk menghafal bagian-bagian penting dalam berita yang akan dibawakan. Setelah itu minumlah, karena minum dapat mengurangi rasa gugup.
2. Ekstrovert: Simulasikan rencana reportase lalu minum sebelum melakukan reportase.

Ø  Gunakan kertas atau block note sebagai pointer berita. Hindari penggunaan gawai atau alat elektronik lainnya.
Ø  Tips menghilangkan medok yaitu dengan sering berlatih membaca tanpa bernapas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku (Cerpen)

Rani, Manusia Ajaib yang Tidak Bisa Menangis (Cerpen)

Antologi Puisi (Bagian 5)