Postingan

ANALISIS WACANA: TINDAK TUTUR ILOKUSI

ANALISIS WACANA TEORI TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PIDATO KETUA UPT BIPA UMM Abstrak Tindak tutur (Speech act) adalah unsur pragmatik yang menelaah bahasa berdasarkan penutur yang terlibat di dalamnya secara langsung. Salah satu objek kajian yang dapat dianalisis dengan tindak tutur ilokasi adalah kegiatan berpidato serta isi dari pidato tersebut. Penelitian ini membahas tentang analisis tindak tutur ilokusi dalam pidato Ketua UPT BIPA UMM. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang bebas, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data menggunakan metode transkripsi data rekam, dan identifikasi data. Kata Kunci: speech art , tindak tutur, pidato PENDAHULUAN Pidato adalah sebuah ujaran lisan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur pada situasi tertentu. Pada umumnya pidato menggunakan bahasa formal karena sifatnya yang resmi dan ditujukan kepada khal

Antologi Puisi (Bagian 5)

Halooo, sudah lama, nih, aku nggak update tentang puisi. Hehe. Malam ini lagi hujan, lagi mood banget buat unggah puisi-puisi di gawaiku (biar tidak sekadar jadi draft, xixi). Langsung aja ke puisinya.. Pertanyaan Bila jalan berakhir buntu Lalu mengapa gerbang indah yang kau suguh? 1 November 2020 Mimpi Tinggimu sepadan langit Raih bisa dengan tulang terberai gapai aku di dasar bumi Bertemu kita di ujung pagi. Berpijak tanah saling bertaut, berbincang gurai di akhir hari- sambil minum secangkir kopi. Ah.. Ternyata semua ini hanya mimpi. Hahahaha. 30 Oktober 2020 22.54 WIB Boleh Kusebut Kau 'Amin'? Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi) Kubiarkan semua sempat jadi terbang Asal jangan yang satu ini. Kubiarkan semua romansa hanyut bersama air Asal jangan yang satu ini. Jutaan air yang jatuh dari pelupuk mata tak buatku jengah Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi)! Kau jadikan aku tawanan Tak masalah, selama kamu yang menahan. Kubiarkan pertemuan itu ada (lagi)! Kubiarkan hatiku jatuh lag

DIA (Sebuah Cerpen)

Gambar
  Dia Oleh Margaretta Puspa Dewi   Dia menceritakannya begitu sederhana. Begitu alami dan mudah dipahami. Mengalir layaknya air yang menurut pada aliran arus. Tapi begitu melekat hingga tak pernah terlupakan. Pria itu berbadan jangkung. Tubuhnya gemuk tapi tidak gendut, sedikit kurus. Ya, tubuhnya proposional dengan badan jangkungnya. Kira-kira 190 cm dengan massa badan 90 kg. kulitnya putih tapi masih masuk akal untuk ukuran kulit orang Jawa. Rambutnya lurus ke samping. Dipotong biasa saja, tidak neko-neko . Parasnya elok tapi ya.. tidak seperti artis yang biasanya muncul di televisi. Tapi setidaknya bila kamu menggandengnya ke kondangan, orang-orang akan berbisik bahwa pria itu tampan. Siapa dia? Tiba-tiba datang tanpa petunjuk. Membuat hari-hariku berantakan. Pagi ini ia menjemputku di depan rumah. Dengan sepeda supra kesayangannya dan helm putih yang sudah agak kecoklatan karena terlalu sering dipakai. Ia memencet bel rumahku. Kebetulan Ayah baru jogging keliling komplek

BEBAS (Sebuah Cerpen)

Gambar
    Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun Clara.. Selamat ulang tahun.. Namanya Clara Fradella. Dan pada tanggal 28 Mei 2020, ia merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Menginjak kepala dua adalah impiannya sejak lama. Ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar, ia memiliki keinginan yang kuat untuk segera menginjak kepala dua. Setiap ia meniup lilin di perayaan ulang tahunnya, ia hanya minta ingin mempercepat waktu agar ia segera sampai di umur 20. Menurutnya, kepala dua adalah umur kebebasan. Umur dimana ia bisa melakukan segala sesuatu yang ia senangi. Tapi masakkan dia harus ulang tahun dua kali dalam setahun agar segera mencapai umur tersebut? konyol. Pagi ini ia duduk di bangku ayunan belakang rumah. Di tangan kanannya memegang segelas jus jambu segar buatan Bi Cucun. Ia melamun sambil tersenyum, mengingat kembali perayaan ulang tahunnya yang ke-20. Walaupun perayaan itu sudah lewat beberapa bulan, tapi tetap saja, momen itu masih menjadi momen p

TRAGEDI (Sebuah cerpen)

Gambar
  “Hm, besok kosong nggak?” “Kosong apanya, nih?” Jawab Chintya berusaha mengalihkan pembicaraan. “Waktu kamu itu, lho . Senggang nggak?” “Kalau senggang kenapa, kalau enggak kenapa?” jawab Chintya ngasal sambil membereskan botol tumblrnya. “Kalau enggak, ya, aku bakal nyamperin kamu pas istirahat kaya biasanya. Kalau senggang, besok sore jalan, yuk!” Ajak Riko. “Kemana sih? Pandemi juga. Ngajak jalan mulu kerjaannya. Besok aku.. kayanya aku lembur, deh. Pas istirahat aku makan di kantor aja, aku bawa bekal. Dimarahi bos, nih. Keseringan kamu ajak makan di luar.” Jawab Chintya sambil melet . Riko adalah pria berusia 24 tahun yang tempat kerjanya berada di sebrang kantor Chintya bekerja. Riko sudah satu bulan ini intens untuk chat melalui whatsapp kepada Chintya. Kalau kata orang, PDKT namanya. Tapi sepertinya Riko akan berujung bertepuk sebelah tangan. Entah mengapa, Riko dengan badan tinggi, kulit sawo matang yang bersih, rambut klimis, badan tegap, dan posisi pekerjaan y

SENYUM (Sebuah cerpen)

Gambar
  Setelah menyapu halaman rumah, seperti biasa Chiera melanjutkan aktivitasnya dengan menyiram kebun. Kebun yang berukuran 1,5x1,5 meter penuh dengan tanaman hijau. Ya, Chiera kurang suka menanam bunga, ia lebih suka tanaman hijau. Menurutnya jenis tanaman itu lebih segar bila dipandang. Alasan lainnya, Chiera kurang suka sesuatu yang merepotkan dirinya. Sehingga menanam tanaman hijau dan beberapa pohon cemara akan lebih mudah baginya dari pada tanaman berbunga warna-warni. Ia mengulur selang kemudian membuka keran air. Airnya begitu segar. Tak lama pandangannya teralihkan karena ada sorot cahaya kuning yang mengenai tanamannya. Ia selalu ingat masa kecilnya. Berpinik di kebun halaman belakang bersama neneknya. Pohon-pohon yang tinggi selalu memiliki celah. Ketika celah tersebut diisi oleh sorot matahari, keindahannya berlipat ganda. Menurut Chiera, apa yang ditangkap matanya saat itu selalu membuat hatinya hangat. Sorot cahaya itu mengalihkan perhatiannya menuju langit. Langit puk